Majas perbandingan
- Alegori: Menyatakan dengan cara lain,
melalui kiasan atau penggambaran.
Contoh:Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir
menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang
rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu
dengan laut.
- Alusio:
Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.
Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.
- Simile:
Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakan dengan kata
depan dan penghubung, seperti layaknya, bagaikan, "
umpama", "ibarat","bak", bagai". contoh: Kau
umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta
berkorban apa saja.
- Metafora:
Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan menghilangkan kata
seperti layaknya, bagaikan, dll. contoh: Waspadalah terhadap
lintah darat
- Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang
berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia.
- Sinestesia:
Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan
lewat ungkapan rasa indra lainnya.
- Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri
lain sebagai nama jenis.
- Aptronim:
Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
- Metonimia:
Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek,
ciri khas, atau atribut.
- Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk
menunjukkan hubungan karib.
- Litotes:
Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta dengan tujuan merendahkan
diri.
- Hiperbola:
Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut
menjadi tidak masuk akal.
- Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku manusia yang
diberikan kepada sesuatu yang bukan manusia.
- Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan benda-benda mati
atau tidak bernyawa.
- Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan
keseluruhan objek.
- Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud
hanya sebagian.
- Eufimisme:
Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan
kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
- Disfemisme:
Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana
adanya.
- Fabel:
Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan
bertutur kata.
- Parabel:
Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam
cerita.
- Perifrasa:
Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
- Eponim:
Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata.
- Simbolik:
Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan
maksud.
- Asosiasi:
perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.
Majas sindiran
- Ironi:
Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan mengatakan
kebalikan dari fakta tersebut.
- Sarkasme:
Sindiran langsung dan kasar.
- Sinisme:
Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan terdapat
pada manusia (lebih kasar dari ironi).
- Satire:
Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk mengecam
atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.
- Innuendo:
Sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.
Majas penegasan
- Apofasis:
Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
- Pleonasme:
Menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan
keterangan yang sebenarnya tidak diperlukan.
- Repetisi:
Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
- Pararima:
Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang
berlainan.
- Aliterasi:
Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan.
- Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata, frasa, atau
klausa yang sejajar.
- Tautologi:
Pengulangan kata dengan menggunakan sinonimnya.
- Sigmatisme:
Pengulangan bunyi "s" untuk efek tertentu.
- Antanaklasis: Menggunakan perulangan kata yang sama, tetapi dengan
makna yang berlainan.
- Klimaks:
Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang
sederhana/kurang penting meningkat kepada hal yang kompleks/lebih penting.
- Antiklimaks:
Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari yang kompleks/lebih
penting menurun kepada hal yang sederhana/kurang penting.
- Inversi:
Menyebutkan terlebih dahulu predikat dalam suatu kalimat sebelum
subjeknya.
- Retoris:
Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah terkandung di dalam pertanyaan
tersebut.
- Elipsis:
Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan normal
unsur tersebut seharusnya ada.
- Koreksio:
Ungkapan dengan menyebutkan hal-hal yang dianggap keliru atau kurang tepat,
kemudian disebutkan maksud yang sesungguhnya.
- Polisindenton:
Pengungkapan suatu kalimat atau wacana, dihubungkan dengan kata
penghubung.
- Asindeton:
Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata penghubung.
- Interupsi:
Ungkapan berupa penyisipan keterangan tambahan di antara unsur-unsur
kalimat.
- Ekskalamasio:
Ungkapan dengan menggunakan kata-kata seru.
- Enumerasio:
Ungkapan penegasan berupa penguraian bagian demi bagian suatu keseluruhan.
- Preterito:
Ungkapan penegasan dengan cara menyembunyikan maksud yang sebenarnya.
- Alonim:
Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.
- Kolokasi:
Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam
kalimat.
- Silepsis:
Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan yang
berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
- Zeugma:
Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk
konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.
Majas pertentangan
- Paradoks:
Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah bertentangan,
namun sebenarnya keduanya benar.
- Oksimoron:
Paradoks dalam satu frasa.
- Antitesis:
Pengungkapan dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan arti satu dengan
yang lainnya.
- Kontradiksi interminus:
Pernyataan yang bersifat menyangkal yang telah disebutkan pada bagian
sebelumnya.
- Anakronisme:
Ungkapan yang mengandung ketidaksesuaian dengan antara peristiwa dengan
waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar